GAMBELAN SLONDING

This post was written by adimaharta on Juni 27, 2012
Posted Under: Tak Berkategori

pengarang : i wayan suwidnya

terbitan : tahun 1971

Gamelan selonding yang terbuat dari besi ini berlaras pelog tujuh nada tergolong barungan alit yang langka dan sangat disakralkan oleh masyarakat Desa Tenganan Pengringsingan dan Bongaya (Kabupaten Karangasem).
Gamelan ini dimainkan untuk mengiringi berbagai upaya adat Bali Aga yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat dan untuk mengiringi tari Abuang, Perang Pandan (Makare-karean) dan lain-lain.
Di kalangan masyarakat Tenganan Pangringsingan gamelan Selonding diberi nama Bhatara Bagus Selonding. Sejarah munculnya Selonding dikaitkan dengan sebuah mitologi yang menyebutkan bahwa pada zaman dulu orang-orang Tenganan mendengar suara gemuruh dari angkasa yang datang secara bergelombang. Pada gelombang pertama suara itu turun di Bongaya (sebelah timur laut Tenganan) dan pada gelombang kedua suara itu turun di daerah Tenganan Pangringsingan. Setelah hilangnya suara itu diketemukan gamelan selonding (yang berjumlah tiga bilah). Bilah-bilah itu kemudian dikembangkan sehingga menjadi gamelan selonding seperti sekarang.

Di Tenganan gamelan selonding terdiri dari:
Jumlah Satuan Ciri-ciri instrumen
8 Tungguh Berisi 40 buah bilah
6 Tungguh Masing-masing berisi 4 buah bilah
2 Tungguh Berisikan 8 buah bilah

Team survey konservatori Karawitan Bali mencatat bahwa instrumentasi dari gamelan selonding di Tenganan meliputi:
Jumlah Satuan Ciri-ciri instrumen
2 Tungguh Gong
2 Tungguh Kempul
1 Tungguh Peenem
1 Tungguh Petuduh
1 Tungguh Nyongyong alit
1 Tungguh Nyongnyong ageng

Selonding (sementara: dianggap laras pelog sistem 7 nada). Daerah selonding yang masih kuat melestarikan alat instrumentalnya, ialah desa-desa: Tenganan, Asak, Bungaya: semuanya terletak di daerah/kebupaten Karangasem (Bali bagian timur). Hal itu disebabkan fungsi instrumen tersebut sangat kuat dalam kepercayaan berupacara masyarakat lokalnya. Seperti di desa Tenganan ada 3 barung/ansambel selonding, semua bentuk bilahan.
Alat-alat selonding di Desa Tenganan:
– Sepasang gong, masing-masing terdiri dari 4 bilah
– Sepasang kempul, masing-masing terdiri dari 4 bilah
– Satu tungguh pe-enem, terdiri dari 4 bilah
– Satu tungguh petuduh, terdiri dari 4 bilah
– Satu tungguh nyongnyong alit, terdiri dari 8 bilah
– Satu tungguh nyongnyong ageng, terdiri dari 8 bilah
Gending-gendingnya dikelompokkan menjadi 3 kelas:
Kelas gending geguron:
– Rangga tating
– Kulkul Badung
– Darimpog
– Kebo gerit
– Dananjaya/dewa
– Bleguda
– Ranggawuni

Kelas gending pategak (instrumental):
– Sekar gadung
– Nyanjangan
– Rejang gucek
– Puja parwata
– Puja semara
– Sudamala
– Rejang ileh
– Pamungkah
– Selambur
– Kesumba
– Pangrus
– Malat
– P-uh raras t-anjung
– Puh orag kanal
– Cupak
– Megatkung
– Sadiwiji
– Puh kebo dungkul
– Puja darma
– Sida puja
– Srinandi
– Puh sondong
– Puh mayura
– Puh basung
– Puh manukaba
– Nya agang
– Rawawangi
– Rangga calon
– Sih tan pegat
– Bangkung arig
– Puh jagir
– Wasi

Kelas gending untuk tarian:
– Gending rejang
– Rejang dauh tukad
– Embung kelor
– Duren-duren ijo
– Lente
– Kare-kare

 

 

Comments are closed.

Next Post: